<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2088782634436562457\x26blogName\x3dBelajar+Mengungkapkan+Kata+Dalam+Tulisan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://armeink.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://armeink.blogspot.com/\x26vt\x3d7121805960237238141', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 03 Agustus 2009

Mesjid Niujie

Kali ini kami coba ketengahkan episode perjalanan exotic kami ke Beijing. Tujuan kami kali ini adalah ke Masjid Niujie. Negara Cina yang berpaham komunis, ternyata juga memiliki komunitas muslim. Konon menurut kabar, mesjid Niujie telah berumur lebih dari 1000 tahun. Keberadaan Mesjid ini terletak di jantung kota Beijing. Persisnya berada di suatu kompleks Mesjid dengan luas 6.000 m2. Dari suasananya kompleks mesjid ini memiliki pemandangan yang cukup megah dan khidmat. Dalam kompleks mesjid, selain mesjid Niujie, terdapat pula madrasah, rumah imam, ruang guru, dan menara adzan yang unik.

Menurut brosur yang kami baca, Mesjid ini di bangun pada tahun 999 pada jaman Kaisar Tonghe dari Dinasty Liao. Karena usianya yang cukup tua, Masjid Niujie telah mengalami beberapa kali renofasi mulai dari dinasti Yuan, Ming hingga Qing. Jika dicermati, mesjid ini mengadopsi kombinasi arsitektur Arab dan Cina. Selain pernah direnofasi, pernah penggunaan kata “mesjid” dirubah menjadi kata “Libaisi” hal ini terjadi pada jaman Kaisar Chenghua dari dinasti Ming. Mesjid Nuijie ternyata juga memilik koleksi Al-Qur’an tulisan tangan yang telah berumur lebih kurang 300 tahun, serta papan dekrit dari Kekaisaran Kangxi (1694).

Pertama kali memasuki area kompleks mesjid, kami harus melewati pos penjagaan. Pos itu dijaga oleh seorang lelaki tua, yang kira-kira telah berumur lebih dari 60 tahun. Setelah guide menjelaskan maksud kedatangan kami kesana barulah kami dipersilahkan masuk. Sebagai seorang muslim kunjungan kami ke masjid Nuijie disamping untuk melakukan ibadah juga bersilaturahmi serta menikmati keindahannya. Namun dikarenakan ketika itu belum masuk waktu sholat, jadi kami hanya menikmati keindahan arsitekturnya saja. Setiap turis yang hendak berkeliling kompleks mesjid, diharuskan membayar 10 Yuan per orang.

Pada awalnya kami terkejut ketika dikenai karcis masuk, dalam hati untuk apa biaya itu dikeluarkan ? namun karena pada tanggal 13 Januari 1988 Pemerintah Cina menetapkan sebagai suatu “National historic unit” semacam cagar budaya nasional, maka selain sebagai tempat ibadah juga sebagai peninggalan budaya, sehingga kemudian untuk masuknya dikenai ticket masuk.

Kedatangan kami ke Cina adalah awal bulan Juli yang di Cina masuk di musim panas, sehingga jadwal shalat untuk musim panas adalah, shalat Subuh : 04.00 ; Dzuhur : 13.30 ; Ashar : 18.40 ; Maghrib: 19.50; dan Isya :21.25. Tampaknya waktu shalat musim panas akan berbeda jauh dengan waktu shalat di luar musim panas. Dapat dibayangkan jika bulan Ramadhan masih dalam musim panas maka puasa akan cukup panjang waktunya, karena waktu buka sekitar jam 20.00.

Jika setiap turis muslim yang berkunjung ke Beijing ada baiknya tak lupa mengunjungi Mesjid Niujie terlebih dahulu. Disamping untuk melihat keunikan mesjid, yang utama adalah mengetahui secara pasti waktu shalat. Karena perbedaan waktu shalat di Beijing setiap musimnya berbeda cukup mencolok.