<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2088782634436562457\x26blogName\x3dBelajar+Mengungkapkan+Kata+Dalam+Tulisan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://armeink.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://armeink.blogspot.com/\x26vt\x3d7121805960237238141', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Jumat, 07 Agustus 2009

Hidup Itu Harus Seimbang

Menjelang bulan Ramdhan tahun ini, sudah 2 kali menghadiri arisan yang diadakan oleh 2 kelompok yang berbeda. Pertama kelompok di lingkungan rumah dan kelompok teman-teman lama. Yang menarik dari kedua pertemuan tersebut sebetulnya adalah diselipkannya acara ceramah agama atau pengajian yang sebelumnya tidak pernah ada. Tema utamanya seputar menyambut bulan suci Ramadhan.

Adanya tambahan acara pengajian, merupakan sesuatu yang menarik dan patut untuk diapresiasi. Ada semacam kesadaran bahwa hidup ini perlu pembekalan dengan hal-hal yang bersifat rohaniah. Hal ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan jiwa, terutama setelah hampir 11 bulan hidup mengejar materi. Jadi harus ada balance antara kebutuhan materi dan rohani.

Teman-teman di ke 2 kelompok tersebut menyatakan bahwa umur terus bertambah, semakin tua perlu ada bekal hidup untuk di ahirat kelak. Diumur yg merambat tua apalagi yang harus dikejar, kira2 seperti itu ungkapan teman-teman. Memang diusia senja perlu suatu tambahan “gizi” yang berbeda dengan “gizi” yang hampir 11 bulan dicari. Dalam 11 bulan yang dicari, adalah “gizi” berupa materi, kedudukan maupun kehormatan.

Sekarang sudah saatnya mengisi kehidupan dengan “gizi” yang lain yaitu rohani. Mungkin sudah merasa ada kekosongan jiwa, merasa dahaga, gersang. Kekosongan ini nampaknya hanya dapat disi atau dipenuhi oleh “gizi” yang bernama rohani dengan mengikuti ceramah keagamaan.

Mungkin kita sering tersadar, usia merambat ke kepala 5, materi sudah lengkap, anak istri sehat serta sudah mendekati cita-cita hidup yang di idamkan. Namun jiwa kita tetap gelisah. Pada awalnya tidak tahu apa yang digelisahkan, namun kian hari kian nyata ada pertanyaan yang mengguncang jiwa. Pertanyaan itu terus bermunculan seiring dengan bertambahnya usia. Pada suatu ketika baru menyadari bahwa hidup pasti berakhir. Pertanyaannya kapan berakhirnya hidup ini. Hendak kemana setelah itu. Apakah kita mengenal kehidupan setelah kematian. Apakah indah atau malah mengerikan. Apakah kita siap menghadapi hal itu?

Jiwa terguncang menyadari tidak dapat menjawab pertanyan-pertanyaan itu, kita pun tidak dapat membayang kehidupan yang akan datang itu. Bagaimana bisa membayangkan tatkala kita hidup saja kita tidak dapat membayangkan atau memprediksikan besok akan ada kejadian apa atau bagimana masa depan kita. Apalagi ini membayang kehidupan setelah mati, didunia yang lain dialam lain. Dalam firmannya Allah SWT bersabda, setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Tapi kapan kematian itu akan datang?. Masalahnya adalah kita tidak tahu kapan ajal akan menghampiri. Hidup, mati, jodoh adalah rahasia Illahi.

Contohnya, tiba-tiba kita dikagetkan dengan berita, wafatnya Mbah Surip. Ada yang menyatakan tidak percaya, karena kemarin baru ada di Televisi. Ada pula yang mengatakan kasihan wafat padahal baru saja tenar serta belum menikmati jerih payahnya. Diberitakan WS Rendra yang sedang sakit menginjinkan Mbah Surip di makamkan di kompleks bengkel teater. Tidak lama kemudian berita lain menyusul, WS Rendra telah wafat pula. Kematian adalah suatu yang rahasia, tidak tahu kapan ajal akan menjemput, apakah yang sakit parah terlebih dahulu atau malah yang masih sehat. ? Hanya yang Khalik yang maha mengetahui.

Pertanyaannya adalah apa yang sudah dipersiapkan untuk menyongsong kematian itu? Apakah sudah siap menghadapi itu? Apa saja yang dipersiapkan? jawaban atas pertanyaan yang menggelisahkan ini hanya dapat di jawab oleh ajaran agama. Diumur yg semakin tua adalah bijaksana jika dengan sadar memperdalam agama, memperbanyak amal, serta menambah keimanan. Yang dicari adalah khusnul khotimah tentunya, semoga Alloh SWT mengabulkan keinginan itu. Amiiin.