<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2088782634436562457\x26blogName\x3dBelajar+Mengungkapkan+Kata+Dalam+Tulisan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://armeink.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://armeink.blogspot.com/\x26vt\x3d7121805960237238141', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Selasa, 16 September 2008

Kebiasaan Mempersiapkan Lebaran

Menarik sekali membaca artikel di harian Kompas tanggal 14 September kemarin yang menyoroti kegiatan Ramadhan yang sudah mulai berubah mengikuti arus jaman. Bunyi kutipan artikel tersebut adalah “….dulu, Ramadhan di tanah air identik dengan laku asketisme. Beberapa tahun belakangan ketika konsumerisme melanda kota besar, bulan suci umat Islam itu menjelma sebagai perayaan komodifikasi ritual keagamaan…….”

Penulis artikel melihat perubahan tersebut dari media televisi. Secara pribadi saya sependapat dengan yang ditulis di artikel tersebut. Saya melihatnya mulai dengan berkembangannya media televisi, yang saat ini sudah ada lebih dari 10 stasiun TV. Sudah lazim penonton direcoki dengan segala macam acara yang beragam yang diikuti dengan iklan-iklan produk yang menarik tentunya dengan semangat konsumtif. Sedangkan acara yang serius membahas tentang masalah agama Islam sangat sedikit sekali porsinya.

Namun apabila diamati kebiasaan masyarakat menjalankan kegiatan selama Ramadhan, terutama kegiatan di akhir ramadhan, terdapat hal-hal yang dapat mengurangi kegiatan ibadah Ramadhan yang sedang dijalankan. Ini terkait mungkin dengan adanya kebiasaan hari lebaran harus serba baru atau wah makanan yang lezat serta adanya kegiatan mudik.

Sebetulnya hal ini sering diingatkan oleh para penceramah, yang mengatakan bahwa “janganlah diakhir Ramadhan kita malah mengendurkan ibadah” hanya untuk sekadar mempersiapkan hari Lebaran atau persiapan mudik. Sehingga tenaga terkuras untuk belanja keperluan Hari Raya, seperti belanja pakaian, memasak kue dan makanan utama. Memasuki minggu ketiga bulan Ramadhan, apabila diamati nampaknya jamaah shalat tarawih malah berkurang ketimbang minggu sebelumnya. Apakah sinyalemen penceramah itu betul bahwa berkurangnya jamaah Tarawih karena mempersiapkan Lebaran ?

Diakhir Ramadhan Rasulullah SAW lebih mengintensifkan dalam beribadah dibanding hari-hari sebelumnya. Mungkin jamaah tersebut lebih mengintensifkan ibadah ramadhan dirumahnya masing-masing sebagaimana halnya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.