<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d2088782634436562457\x26blogName\x3dBelajar+Mengungkapkan+Kata+Dalam+Tulisan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://armeink.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://armeink.blogspot.com/\x26vt\x3d7121805960237238141', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Jumat, 15 Agustus 2008

Memaknai Ultah Perkawinan

Tanggal 15 Agustus 21 tahun yang lalu, adalah hari bersejarah dalam kehidupan saya, pada tanggal itu, Bapak Mertua, H.M.Risan (Almarhum) menikahkan saya dengan putri keduanya, Dewi Pelitawati, maka resmilah saya sebagai suami istri.

Tidak terasa 21 tahun bahtera kehidupan rumah tangga telah diarungi, manis getir telah dilalui bersama. Hambatan dan rintangan telah diatasi. Namun bukankah senang atau kecewa merupakan bagian dari kehidupan yang biasa dialami semua manusia yang hidup di dunia. Bagi saya pahit getir biarlah berlalu serta tidak perlu dituliskan disini. Yang teringat selalu adalah kenangan indah dalam mengarungi kehidupan dan kemudian yang harus dilakukan adalah merancang, menata, mengisi kehidupan yang tersisa di dunia ini maupun kehidupan setelahnya.

Saya sangat bersyukur, Alloh SWT telah memberikan jodoh, memberikan istri yang sholehah, sabar, menyenangkan hati dan pikiran, menenangkan jiwa, meneguhkan hati dikala ragu, mendorong ketika hilang semangat menegur serta mengingatkan dikala lupa atau salah. Bukan sanjungan atau pujian yang berlebih namun itulah yang dirasakan selama 21 tahun hidup bersama. Betul pertengkaran serta silang pendapat pernah dilakukan, namun itu semua menambah pemahaman serta penghormatan pada masing-masing pihak bahwa kita merupakan pribadi yang unik, pribadi yang berbeda satu dengan yang lain, namun perbedaan itu bukan saling menjauhkan tapi perbedaan itu untuk saling mendekatkan, melengkapi segala kekurangan yang ada sehingga kemudian muncul sikap yang merupakan hasil interaksi dari perbedaan itu.

Pada awalnya begitu sulit untuk memahami serta menghormati perbedaan ini, maunya adalah menang sendiri. Wajar timbul kesulitan, karena masing-masing individu datang dari keluarga, tempat, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kebiasaan, budaya, serta pemahaman keagamaan yang berbeda, pokoknya seabrek perbedaan. Perbedaan akan berlanjut manakala, suami istri tersebut masing-masing berkarir kemudian ternyata istri lebih sukses dalam karirnya dibanding suaminya. Apabila tidak pandai mengelola perbedaan ini maka malapetaka yang akan terjadi.

Kita dapat melihat fenomena melalui tayangan televesi, dimana begitu mudah pasangan selebriti yang usia perkawinannya masih seumur jagung namun sudah bercerai. Alasan perceraiaannya sebetulnya tidak begitu berat2 amat serta upaya-upaya untuk mempertahankan rumah tangganya tampaknya belum dilakukan dengan sungguh-sungguh, dalam usia perkawinan yang masih muda ahirnya bercerai. Memang harus disadari perkawinan itu berat, para pasangan harus mempunyai komitmen yang kuat untuk apa perkawinan itu dilakukan, dari sejak awal harus terpikirkan bahwa perkawinan dilakukan untuk seumur hidup sampai maut menjemput. Setelah terpikir baru para pasangan menguatkan niat-tekad-komitmen melangsungkan perkawinan.

Alhamdulillah kami dapat melewati masa-masa krisis dengan penuh perjuangan, kami dapat mengatasi semua resepnya adalah komitmen. Jika direnungkan semua manusia yang hidup tidak terlepas dari cobaan dan rintangan dan itulah hidup, tanpa itu semua terasa bahwa hidup ini tidak bermakna.

Pada sisa umur yang ada ini, terpikir adalah bagaimana mengisi sisa kehidupan dengan lebih banyak beramal sholeh, dengan pengharapan bahwa semoga amal sholeh ini menjadi bekal bagi kehidupan akhirat kelak. Sebagai suami hanya mohon agar keinginan ini selalu kita jalankan bersama, tiada terhenti atau terputus dan selalu saling memberikan dorongan dan semangat diantara kita.

Istriku yang tercinta, selalu kesalahan seperti ini yang suami lakukan, yaitu sering khilaf memberi hadiah pada peristiwa-peristiwa istimewa, begitu pula suamimu ini khilaf pula menyiapkan hadiah di ultah perkawinan sekarang. Terimalah tulisan ini sebagai hadiah ultah perkawinan kita, istriku maafkan suami yang teledor ini.

Ya Alloh yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pertemukanlah saya dengan istri saya di akherat kelak beserta anak keturanan kami. Amiin.

2 Comments:

Blogger rustian mengatakan...

he he he bisaan geuning...
milu diajar kang...

18 November 2008 pukul 22.06 
Blogger Armein Kusumah mengatakan...

bisaan naon na. Sok atuh rek diajar mah
kumaha materi anti korupsina?

20 November 2008 pukul 14.22 

Posting Komentar

<< Kembali ke halaman depan